Senin, 20 Januari 2020

Sisi Lain Perayaan Pergantian Tahun di Kupang

SISI LAIN PERAYAAN PERGANTIAN TAHUN DI KUPANG
Polisi Dituding Arogan, Pemuda Dipukuli, Ditendang, Ada Tembakan


SUDAH tradisi jika pada malam pergantian tahun, siapa saja akan merayakannya. Khusus di Kota Kupang, berbagai cara orang lakukan sebagai ekspresi kegembiraan memasuki tahun baru. Namun, menjadi sebuah petaka bagi... sejumlah pemuda di jalan Pemuda, Kelurahan Oetete pada malam itu. Perayaan tersebut berakhir ricuh manakala sejumlah aparat kepolisian dan pemuda bentrok, mengakibatkan seperangkat sound system hancur, dua motor supra fit diangkut polisi, dan banyak pemuda dipukuli dan ditendang polisi. Tak hanya itu, terdengar bunyi letupan senjata api. 

VERONIKA HANING, Kupang
KEINGINAN para pemuda lingkungan sekitar Jalan Pemuda Kelurahan Oetete, Kecamatan Oebobo untuk menyambut tahun baru 2009 dengan menggelar pesta di halaman rumah dinas lama Perhubungan Laut kandas di tengah jalan. Bahkan, peralatan sound system berupa 20 speaker yang terdiri dari 8 loud speaker besar serta 12 speaker kecil, yang dipasang di halaman rumah tersebut disewa dari pemilik yang bermukim di Tenau, rusak parah karena ditembak, disemprot air, dan diinjak-injak oleh aparat kepolisian.

Peristiwa naas itu bermula ketika sebuah truk Dalmas mendatangi para pemuda untuk tidak turun ke jalanan dengan alasan bahwa mobil yang membawa Gubernur NTT dan rombongan sebentar lagi akan lewat melalui jalur tersebut.

Sesaat setelah itu, aparat kepolisian mengadakan tilang knalpot racing bagi para pemilik kendaraan roda dua di pertigaan menuju RS. Bhayangkara. Penilangan tersebut menyebabkan jalanan menjadi macet total dan membuat para pemuda turun ke ruas jalan untuk melihat kemacetan yang terjadi, pada saat itulah aparat langsung masuk ke halaman rumah dan langsung memukul seluruh peralatan sound system. 

Warga dan para pemuda yang berada di tempat tersebut rupanya tidak bisa menerima tindakan aparat tersebut sehingga datang menegur aparat yang telah melakukan perusakan sound sistem dan pemukulan terhadap pemuda yang berada di halaman, bahkan ada pemuda yang langsung dipegang oleh aparat. 

Namun, aparat juga tidak terima teguran massa sehingga massa menjadi marah dan melempar batu ke arah aparat. Tindakan massa didasari oleh rasa marah bahwa aparat telah merusak juga melakukan penangkapan, padahal pesta yang dihelat oleh mereka juga mengantongi ijin dari pihak RT dan RW serta digelar di halaman, bukan di tepi jalan raya.

Aparat yang merasa terdesak, melarikan diri dan beberapa saat kemudian datang mobil water canon beserta pasukan anti huru hara beserta beberapa aparat yang menggunakan mobil kijang dan sedan patroli tiba di tempat kejadian. Aparat langsung mengeluarkan tembakan ke udara, memukul semua lampu-lampu disko yang tergantung, dan sebagian dari mereka menembak dan menyemprot dengan air perangkat sound system yang berada di halaman hingga rubuh, setelah itu aparat menginjak-injak sound system, bahkan pemilik perangkat yang saat itu menjaga alat-alatnya juga turut menjadi korban pemukulan aparat. 

Hingga saat ini Timor Express belum dapat meminta keterangan dari pemilik karena ia masih berada dalam keadaan shock dan tertekan mengingat pemukulan yang dialaminya dan kerugian yang dihadapinya. 

Menurut taksiran, pemilik peralatan mengalami kerugian atas kerusakan peralatan sound systemnya sekitar Rp. 20 Juta lebih dan peralatan sound system yang rusak telah diamankan oleh para pemuda.

Dua buah kendaraan roda dua jenis Supra Fit yang saat itu diparkir di dalam halaman juga akhirnya ikut diangkut oleh aparat kepolisian, pemilik kendaraan tersebut, Ahmad Umar dan Ibragim Lema hingga saat ini tidak mengetahui dimana motor mereka berada.

Aparat kepolisian yang telah bertindak arogan, ternyata tidak berhenti sampai di situ. Sesudah melakukan pengrusakan, aparat melanjutkan dengan melakukan sweeping terhadap para pemuda. Tiap pemuda yang ditemui baik di jalan maupun di dalam halaman rumah langsung dipukul oleh aparat hingga babak belur. Tindakan ini membuat sebagian masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kejadian ketakutan dan memilih untuk masuk kedalam rumah dan menguncinya rapat-rapat.

Paul SinlaEloE yang saat itu bersama keluarga sedang menikmati malam tahun baru dan kebetulan berada di lokasi kejadian juga menyayangkan tindakan aparat yang dinilai olehnya sangat berlebihan.

Beberapa saat ketika kejadian pengrusakan berakhir, Kapolresta Kupang, AKBP Heri Sulistianto juga mendatangi lokasi dan berdialog dengan masyarakat. Ia menanyakan dimana pesta tersebut digelar. Ketika ia mendapatkan jawaban bahwa pesta tersebut digelar di dalam halaman rumah dinas perhubungan laut dan rumah tersebut memiliki pagar, Kapolresta terlihat kaget, karena menurutnya, laporan yang diperolehnya adalah penyerangan terhadap aparat kepolisian. 

Mungkin, ia kaget dengan tindakan anak buahnya dan kemudian ia memilih untuk berbicara dengan beberapa pemuda dan meminta mereka untuk bertemu secara pribadi dengannya di kantornya esok hari (kemarin, red), namun karena pada hari yang dimaksud, para pemuda memilih untuk melaporkan kejadian tersebut di Polda, maka hingga saat ini para pemuda belum bertemu dengan Kapolresta. 

Di Polda, para pemuda bertemu di arahkan untuk melaporkan kejadian tersebut di bagian Serse, karena kasus tersebut masuk dalam tindakan kriminal. Inikah wajah aparat keamanan kita? tindakan yang mereka lalukan semakin mengecewakan. Bukankah jika yang terjadi seperti ini, maka kemungkinan besar kecemburuan sosial bisa saja terjadi.

Berdasarkan surat edaran yang dikeluarkan oleh walikota Kupang melalui kantor Kesbang & Linmas, memang pada poin nomor tiga, Walikota meminta aparat kepolisian dan dinas yang terkait untuk mengamankan malam pergantian tahun berupa penertiban agar tempat hiburan malam tidak beroperasi dan penertiban pesta-pesta yang digelar oleh masyarakat di pinggir jalan. 

Namun, justru menjadi masalah ketika aparat menertibkan pesta yang digelar di dalam halaman rumah dan berpagar. Apakah ini bentuk dari kesalahan aparat dalam mengartikan edaran Walikota?(***).
TRANSLATE
English French German Spain Italian DutchRussian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
OMong POLitik:
Pertemuan antara para saudagar dengan para pekerja politik, biasanya diakhiri dengan persekongkolan untuk melawan kepentingan publik dan atau permufakatan jahat untuk mengangkangi hak politik rakyat, demi lestarinya dinasti politik...

POPULER MINGGU INI:

AKTIVITAS
 BUKU: PENANGANAN KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
BUKU: TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
BUKU: MEMAHAMI SURAT DAKWAAN