https://www.tribunnews.com/regional/2014/08/27/ormas-ntt-bersatu-dukung-brigpol-rudy-soik-perangi-perdagangan-orang,
Rabu, 27 Agustus 2014
TRIBUNNEWS.COM,
KUPANG - Organisasi masyarakat sipil di Nusa
Tenggara Timur (NTT) bersatu mendukung Brigadir Polisi Rudy Soik, penyidik
Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda NTT yang mengadukan atasannya Kombes
Mochamad Slamet ke Komnas HAM dan Ombusdsman.
Dalam
rilis yang diterima Tribunnews, Selasa (26/8), gabungan ormas yang menamakan
dirinya Aliansi Menolak Perdagangan Orang Nusa Tenggara Timur (Ampera NTT)
mengemukan 10 poin pernyataan sikap sebagai dukungannya kepada Brigpol Rudy
Soik.
Koordinator
Ampera NTT Paul Sinlaeloe mengatakan, dukungan ini muncul setelah mencermati
media tentang laporan Brigpol Rudy Soik. Selain itu beberapa organisasi dalam
Ampera NTT telah melakukan investigasi dan mengkaji masalah perdagangan orang
yang diduga melibatkan oknum petinggi Polda NTT.
Ampera
NTT mendesak pihak Kepolisian untuk mengusut tuntas setiap kasus perdagangan
orang di NTT yang diduga melibatkan PT Malindo Mitra Perkasa dan PJTKI/PPTKIS
lainnya. Proses pengusutannya itu, kata dia, harus transparan dan diumumkan ke
publik.
Selain
itu Ampera juga mendesak DPRD NTT untuk segera memanggil Kapolda NTT guna
meminta penjelasan terkait laporan Brigpol Rudy Soik. Laporan tersebut, lanjut
dia, dapat dijadikan sebagai pintu masuk untuk membongkar mafia perdagangan orang
di NTT.
"Ampera
NTT mendukung tindakan Brigpol Rudy Soik mengungkap dan memerangi perdagangan
orang di NTT, khususnya di tubuh Kepolisian. Kami mendesak Kapolri menjadikan
laporan Brigpol Rudi Soik sebagai pintu masuk membongkar mafia perdagangan
manusia yang diduga dilakukan oknum dan institusi kepolisian," imbuh Paul.
Ampera
NTT juga menolak setiap bentuk kriminalisasi yang mungkin akan dilakukan Polda
NTT terhadap Brigpol Rudi Soik karena telah memerangi perdagangan manusia di
institusinya sendiri. Jika kasus ini tidak terselesaikan dengan baik, maka
Ampera NTT akan mendesak Kapolri segera mencopot Kapolda NTT karena tidak
mampu.
Pemerintah
Provinsi NTT, Pemerintah Kabupaten/Kota juga diminta menertibkan dan menutup
PJKTI/PPTKIS yang beroperasi atau menjalankan praktek ilegal perdagangan orang
di NTT. Ampera NTT mendesak BNP2TKI dan Asosiasi Pengusaha Jasa Tenaga Kerja
Indonesia (APJATI) terlibat melawan segala bentuk perdagangan orang di NTT.
Untuk
memperkuat dukungan kepada Brigpol, kata Paul, Ampera NTT juga meminta dukungan
semua Lembaga Keagamaan yang ada di NTT bagi perjuangan Brigpol Rudi Soik dan
semua perjuangan lain untuk menolak perdagangan orang di NTT.
"Kami
mengajak seluruh elemen masyarakat NTT untuk melawan setiap bentuk tindakan
perdagangan orang. Ampera NTT selalu siap mengawal sampai tuntas pengusutan
serta penuntasan setiap kasus perdagangan orang di NTT," ujarnya.
Ormas
yang tergabung dalam Ampera NTT antara lain GMKI, PMKRI, LMND, GMNI, PIAR NTT,
Jaringan Perempuan Indonesia Timur (JPIT), BP GMIT, Perkumpulan Geng Motor
IMUT, FAN NTT, Jaringan Relawan Untuk Kemanusiaan (J-RUK), CIS Timor, LBH APIK,
IRGSC, KoAR, Bengkel APPeK, Forum Komunikasi Pemuda Gereja Kristen (FKPGK) NTT,
Perkumpulan PIKUL, Yayasan CEMARA, Forum Kebijakan NTT, Komunitas Peace Maker
(KOMPAK), Rumah Perempuan, IKMAR NTT, DPD KNPI NTT, dan DPD KNPI Kota Kupang.