2017 DPRD NTT HANYA
BISA HASILKAN
PERDA TERKAIT UANG
PERDA TERKAIT UANG
http://www.zonalinenews.com/2018/02/2017-dprd-ntt-hanya-bisa-hasilkan-perda-terkait-uang/,
Rabu, 14 Februari 2018
Zonalinenews- Kupang, - Peraturan Daerah
(Perda) Provinsi merupakan salah satu produk hukum yang dibuat oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur.
Dalam proses pembangunan di daerah
miskin seperti NTT, idealnya Perda yang dihasilkan oleh Legislatif dan
Eksekutif harus bersentuhan langsung dengan kesejahteraan
rakyat. Ironisnya di NTT pada Tahun 2017 para pengambil kebijakan hanya
mampu menghasilkan 15 Perda yang dibutuhkan juga yang bersentuhan langsung
dengan kesejahteraan rakyat. Demikianlah argumen yang disampaikaon oleh,
Paul SinlaELoE yang merupakan Koordinator Divisi Anti Korupsi PIAR NTT, kepada
zolinenews, Rabu 14 Februari 2018, di OCD Beach Caffe & Hostel Lasiana Kota
Kupang.
Menurut Paul, warga NTT lebih butuh Perda yang bersentuhan langsung dengan kesejahteraan rakyat, tapi anehnya Legislatif NTT 2017 lebih fokus untuk menghasilkan perda terkait dengan uang. Dari 15 perda yang dihasilkan tahun 2017, terdpat 4 Perda yang terkait dengan pengelolaan keuangan dan 9 perda lainnya yang berhubungan dengan bagaimana membuat kebijakan di NTT mengambil uang dari rakyat melalui pajak dan retribusi. Sedangkan 2 perda lainnya adalah Perda penyelenggaran kearsipan dan pengaturan tata cara penyusunan program pengaturan daerah.
"Tidak ada perda yang bersentuhan
langsung dengan kebutuhan rakyat, menunjukkan bahwa pergumulan rakyat tidak
digubris oleh pihak yang diberi kewenangan oleh negara untuk membuat kebijakan
di NTT," ucapnya.
Paul menambahkan, hadirnya perda tentang
penyelenggaran kearsipan dan perda tata cara membuat program pengaturan
peraturan daerah tahun 2017 menunjukkan legislatif dan eksekutif baru membahas
tentang pengarsipan setelah beberapa gedung pemrintah provinsi NTT dibakar.
“Hal ini menunjukkan bahwa salama ini kebijkan
yang dihasilkan tidak berkontibusi untuk pembangunan hukum di NTT yang
terencana, terpadu, sistimmatis dan berkelanjutan”, kata Paul.
Paul juga
sangat kecewa dengan kinerja DPRD NTT yang tunjangan selalu mengalami
peningkatan, tetapi tidak dibarengi dengan kinerja yang berpihak pada
rakyat. (* Tim)